Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Jual air ke rakyat, mahalnya, bukan main.
Harga jual air yang ditetapkan oleh perusahaan air minum Jakarta atau Pam Jakarta sangat Mahal sekali dan mencekik leher rakyat.
Setiap air yang dijual sebanyak M3, akan dipatok rata rata tarif sebesar Rp 7.794 per M3. Rata-rata tarif penjualan ini, betul betul harga selangit, dan masih banyak rakyat yang belum mendapat akses air dari Pam Jaya ini.
Padahal, menurut hasil audit BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan) perwakilan provinsi DKI Jakarta, atas evaluasi kinerja perusahaan daerah air minum provinsi DKI Jakarta untuk tahun buku 2014, dengan rata-rata tarif penjualan air sebesar Rp 5.118 M3, Pam Jaya sudah untung sangat besar dan bisa menutupi pengeluaran beban produksi.
Selanjutnya, walaupun rata rata tarif penjualan air selangit, atau mahal, ternyata bukan Pam Jaya yang meraup keuntungan besar tersebut.
Di mana yang meraup keuntungan tersebut adalah PT Palyja dan PT Aetra sebagai mitra kerjasama Pam Jaya dalam bentuk kerjasama KSO (Kerja Sama Operasional).
Coba lihat laporan keuangan Pam Jaya, tahun 2014, dan pendapatan perusahaan tahun 2014 sebesar Rp 2,5 triliun di mana, pendapatan Pam Jaya sebesar Rp 2,5 triliun harus dikasih kepada PT Palyja sebesar Rp 1,2 triliun dan PT Aetra sebesar Rp 1 triliun. Baca berita selengkapnya di wartakota.tribunnews.com
Harga jual air yang ditetapkan oleh perusahaan air minum Jakarta atau Pam Jakarta sangat Mahal sekali dan mencekik leher rakyat.
Setiap air yang dijual sebanyak M3, akan dipatok rata rata tarif sebesar Rp 7.794 per M3. Rata-rata tarif penjualan ini, betul betul harga selangit, dan masih banyak rakyat yang belum mendapat akses air dari Pam Jaya ini.
Padahal, menurut hasil audit BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan) perwakilan provinsi DKI Jakarta, atas evaluasi kinerja perusahaan daerah air minum provinsi DKI Jakarta untuk tahun buku 2014, dengan rata-rata tarif penjualan air sebesar Rp 5.118 M3, Pam Jaya sudah untung sangat besar dan bisa menutupi pengeluaran beban produksi.
Selanjutnya, walaupun rata rata tarif penjualan air selangit, atau mahal, ternyata bukan Pam Jaya yang meraup keuntungan besar tersebut.
Di mana yang meraup keuntungan tersebut adalah PT Palyja dan PT Aetra sebagai mitra kerjasama Pam Jaya dalam bentuk kerjasama KSO (Kerja Sama Operasional).
Coba lihat laporan keuangan Pam Jaya, tahun 2014, dan pendapatan perusahaan tahun 2014 sebesar Rp 2,5 triliun di mana, pendapatan Pam Jaya sebesar Rp 2,5 triliun harus dikasih kepada PT Palyja sebesar Rp 1,2 triliun dan PT Aetra sebesar Rp 1 triliun. Baca berita selengkapnya di wartakota.tribunnews.com